BELAJAR YUK!!!!!

Hari Yang Indah Dengan Nikmat Tuhan Yang Maha Esa

Pendidikan


SIKAP DAN PERILAKU GURU SD DALAM MANAJEMEN PENGAJARAN


A.   Guru sebagai Media Bagi Peserta Didiknya
Guru sebagai media bagi peserta didiknya adalah membantu siswa untuk mencapai tingkat perkembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam batas-batas kemampuan mereka. Tugas guru dalam hal ini memiliki peran ganda, yaitu menawarkan dan mengorganisasikan keterampilan mata pelajaran melalui penggunaan macam-macam alat pengajaran untuk membantu siswa mengembangkan suatu kemampuan yang dimilinya.
Selain itu tugas  guru sebagai media pengajaran adalah, mengajar artinya menyampaikan pelajaran kepada murid, memberikan tugas, memeriksanya dan memberikan didikan agar seorang murid bisa lebih maju lagi.
Berikut ini fungsi seorang guru sebagai media bagi peserta didiknya:
  1. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar
  2. Memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam kegiatan belajar mengajar
  3. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar
  4. Mendorong motivasi  belajar
  5. Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan
  6. Memberikan pengalaman-pengalaman, serta membuka cakrawala yang lebih luas serta membuka cakrawala yang lebih luas
  7. Memberikan kesempatan kepada peserta didik memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat
  8. Sebagai tempat (media) untuk bertanya bagi seorang siswa

B.   Sikap Ideal Seorang Guru SD
Kata guru selalu diartikan dengan “Diguguh dan ditiru”. Pada dasarnya menunjuk kita bahwa peran serta, kedudukan seorang guru sangat penting dalam masyarakat kita. Guru adalah suri tauladan, tempat bertanya, dan guru merupakan motor penggerak ke arah kemajuan dilingkungnnya. Maka dibutuhkan suatu sikap yang ideal bagi seorang guru SD, karena sekolah dasar merupakan tempat pertama atau dasar dari seseorang, untuk mengetahui siapa dirinya dan merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan
Adapun sikap seorang guru yang ideal adalah:
1)    Berjiwa Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Maka guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan sikap-sikap sebagai berikut:
  1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya yang membentuk manusia pembangunan yang berpancasila
  2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didiknya masing-masing
  3. Guru mengadakan komunikasi
  4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan hubungan dengan orang tua murid
  5. Mengembankan diri dan meningkatkan kualitas profesionalnya
  6. Memelihara (menjaga nama baik), membina dan meningkatkan kualitas organisasi guru.
  7. Melaksanakan kebijakan pemerintahan dalam bidang pendidikan
2)    Berjiwa demokrasi
  1. Bersifat toleransi terhadap sesamanya
  2. Menghormati orang lain atau siswa
  3. Bekerja sama dengan orang lain atau siswa
  4. Menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi yang selalu berubah dan berkembang ke arah perbaikan dan kemajuan
  5. Memerintah diri sendiri untuk kebaikan bersama
  6. Mnenghargai musyawarah untuk mencapai mufakat
  7. Memperhatikan hak kebebasan siswa dan orang lain.
3)    Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa
4)    Cinta bangsa dan tanah air
5)    Memiliki rasa kemanusiaan, persatuan dan sosial terhadap orang lain
6)    Menganggap murid sebagai seorang manusia yang butuh pendidikan dan bukan seorang yang bodoh
7)    Memiliki rasa kasih sayang dan mau membantu siswa dalam kesulitannya dan tidak menyalahgunakan kesempatannya sebagai seorang guru untuk kepentingan pribadi
Betapa pentingnya peranan guru di sekolah-sekolah di mana anak-anak dididik, sebagai calon warga negara Indonesia, maka selain memiliki sikap di atas ada beberapa sikap lagi yang perlu dimiliki oleh seorang guru:
1)    Sikap suri tauladan, dalam sikap ucapan, tingkah laku yang dewasa, baik mental maupun spiritual
2)    Sikap director of learning pemberi arah dalam proses perubahan tingkah laku si anak didik
3)    Sikap innovator, penyebar dan pelaksana ide-ide baru demi meningkatkan mutu pendidikan atau pengajaran
4)    Sikap motivator, yaitu penggali, pemupuk, pengembang motivasi mengapa anak didik itu harus belajar dengan giat, mengapa mereka harus sekolah dan mengapa mereka harus masuk SD, SMP dan SMA.
5)    Conductor of learning: guru seolah-olah seorang dirjen suatu orkes yang dimainkan  oleh anak-anak didiknya, dengan petunjuk-petunjuk supaya semua pemain secara aktif mengambil bagian dalam menampilkan sesuatu yang penuh dengan aktifitas. Dan tugas murid bukan hanya mendengarkan saja dan tugas guru bukan memperdengarkan suara saja.
6)    Sikap manager of learning, yaitu melakukan pengawasan atas anak didiknya.
C.   Sifat Guru SD yang Berhubungan dengan Temperatmentalnya
1.    Temperamental atau sering disebut dengan pengendalian emosional pada seorang guru, itu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor ketentraman guru, yaitu:
  1. Relasi guru dan kepala sekolah
Besarnya dorongan moril bantuan dalam berbagai bentuk bimbingan dari guru dan penghargaan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru-guru bawahannya, besar sekali pengaruhnya terhadap moral dan kesehatan mental guru.
  1. Relasi guru dan kelas asuhannya
Pomeo yang mengatakan tidak kenal, maka tak cinta itu juga berlaku pada seorang guru kepada muridnya. Kelas yang sudah dihinggapi rasa seperti “tidak menyenangi guru” maka sukar untuk diarahkan kepada tujuan yang sudah ditargetkan. Lebih-lebih jika yang menanginya itu justru guru yang kurang disenangi.
Untuk menghindari hal ini maka guru harus bersifat familiar dengan melakukan langkah. Pertama yaitu pengenalan, perkenalan atau memperkenalkan diri, yaitu dengan cara:
-          Kontak langsung: pada waktu belajar dikelas, pada waktu istirahat di halaman sekolah, waktu diadakan perlombaan olahraga, pertunjukan kesenian pameran, karyawisata kunjungan rumah.
-          Kontak tidak langsung : stambuk atau buku pokok,  daftar nilai, sosiogram chek-list, angket, wawancara, dan berbagai tes

  1. Relasi guru antara sesamanya
Ini dapat dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan yang dilakukan di luar jalur pendidikan, seperti misalnya berdagang yang dapat merupakan benih bagi timbulnya prasangka dari yang satu terhadap yang lain suatu permulaan yang kurang sehat yang dapat membawa kita kearah disintegrasi.
Kegiatan lain yang dapat merusak citra ialah memberikan mata pelajaran tambahan yang bukan dibidangnya sehingga menciptakan suasana yang tidak baik bagi guru bidang tersebut.
  1. Relasi guru dengan orang-orang di luar lingkungan sekolah
-          Pejabat-pejabat atasannya serta staffnya
-          Orang tua murid, pengurus PIMG dan BP3K
-          Pihak-pihak lain yang tidak langsung berkepentingan dengan sekolah
2.    Sifat  guru SD yang mempengaruhi  temperamental antara lain;
  1. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi kelas yang di ajarkannya
  2. Menganggap bahwa dirinya sederajat dengan orang lain
  3. Tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya
  4. Tidak malu-malu kucing atau serta takut dicela orang lain
  5. Mempertanggung jawabkan perbuatannya
  6. Mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan
  7. Menerima pujian atau celaan secara obyektif
  8. Tidak menganiaya diri sendiri dengan kekangan-kekangan yang berlebih-lebihan atau tidak memanfaatkan sifat-sifat yang luar biasa
  9. Mengatakan perasaannya dengan wajar
Seorang guru  yang sudah mengetahui kelemahan-kelemahannya, kesalahan-kesalahannya, dan mau memperbaikinya dan belajar untuk hidup berdampingan dengan orang lain dalam suasana damai. Ia merasakan pula bahwa dalam serba keterbatasannya, ia tetap seorang makhluk yang tidak sepantasnya untuk dicemoohkan. Dan seorang guru harus sadar apa yang ia kerjakan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang lain. Dan melaksanakan tugasnya itu dengan kesadaran, bahwa ia sebagai manusia itu jauh dari sempurna.
3.    Pengaruh temperamental guru terhadap proses belajar mengajar
  1. Pengaruh temperamental yang stabil
-          Mandiri
Guru yang mandiri adalah orang yang bebas, yang tidak terikat atau terganggu oleh problema-problema pribadi yang dapat menguras sebagian dari energi emosionalnya, sehingga sedikit tenaga yang menyisa untuk melakukan tugasnya sebagai guru. Ia bebas dari segala ikatan dan hanya menghadapi murid-muridnya saja.
-          Sabar
Guru yang sabar tidak pernah diuji dengan rangsangan-rangsangan yang disebabkan kebutuhan-kebutuhan pribadi yang secara mendesak harus dipenuhi. Guru semacam ini dapat menggugah keinginan dan kegairahan si murid untuk belajar.
-          Mengemukakan perasaan-perasaan dan sebagainya tidak saja secara informative yang berjalur satu, tidak saja dengan ceramah atau uraian tertulis memainkan pula melakukannya terutama melalui penghayatan dan pengamatan. Agar si murid dapat tentang dalam belajar dan merasa mendapatkan tempat yang layak.
-          Penampilan-penampilan yang berkepribadian bahwa hidup itu sangat indah sekali untuk ditempuh amat menarik di pelajari. Guru ini akan mendapatkan kepuasan hati secara ketentraman hidup dari kompetensinya untuk belajar dan mengajar para anak didiknya mendapatkan dorongan yang erat untuk mendapatkan kepercayaan.
-          Guru memupuk motivasi belajar dengan jalan menunjukkan nilai-nilai hikmah serta manfaat yang berharga demi kepuasan mental peserta didik. Penilaian ini dapat membimbing anak bagaimana dia harus bergerak.
  1. Penuh temperamental yang kurang stabil
-          Frustasi yang terlalu berlebihan, dapat membuat pengurangan tenaga dan menjadi penghalang bagi terselenggaranya PBM (proses belajar mengajar) yang efektif.
-          Guru memberikan kesan seolah-olah tidak terdapat peningkatan dalam kesehatannya atau kurang mantap
Seorang guru yang belum mantap misalnya, seringkali menginteprestasikan setiap problema yang timbul dalam kelasnya sebagai perlakuan buruk yang ditujukan kepada dirinya pribadi dan menghadapinya dengan perasaan cemas dan tidak aman, yang sering nampak pada saat penampilannya di depan kelas
-          Jalan pikiran yang kadang-kadang kalau dengan masalah, seperti pelanggaran disiplin. Guru seperti ini berkecenderungan untuk mengadakan reaksi dengan cara yang berbau-bau pembalas dendam dari pada menemukan sebab masalah dari pelanggaran itu secara jujur, objektif dan ilmiah
-          Guru yang tidak mempunyai kepercayaan pada diri sendiri, pada umumnya tidak dapat menjelaskan dengan jalan bagaimana juga pelampiasan perasaan kepada murid-muridnya. Sehingga ini menunjukkan kepada murid kelemahan yang dimiliki oleh seorang guru sehingga murid jadi gelisah, gaduh dan kadang-kadang agresif
  1. Faktor-faktor  yang menentukan temperamental seorang guru
    1. Keahlian dan pengetahuan  yang dimiliki oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar dapat menentukan kestabilan temperamental seorang guru, karena dengan keahlianya ia dapat mengajar dan memberitahukan tentang pengetahuan-pengatahuan yang ia ketahui
    2. Macam pelajaran yang harus diberikan, yaitu pelajaran yang sesuai dengan kemampuannya.
    3. Sifat-sifat kepribadian seorang guru, bagaimana watak dan sikap-sikap pribadi guru turut menentukan bagaimana sikap dan tingkah lakunya dalam belajar mengajar.
    4. Sifat-sifat kepribadian murid, dengan mengetahui ragam sifat-sifat murid dalam suatu kelas maka secara tidak langsung akan membantu guru kearah mana atau bagaimana murid ini untuk diberikan pengajaran
    5. Sangsi-sangsi dari pemimpinan, kekuatan-kekuatan yang dimiliki atau yang diberikan kepada guru menentukan sikap dan tingkah lakunya.
A.   Tata cara penilaian di sekolah SD
Untuk melaksanakan penilaian dalam pendidikan dengan sebaik-baiknya, setiap guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip evaluasi sebagai berikut:
  1. Prinsip integralitas (keseluruhan). Dalam prinsip ini yang dinilai bukan hanya kecerdasan atau ingatannya saja melainkan seluruh pribadinya.
  2. Prinsip kontinuitas. Penilaian yang baik tidak mungkin hanya dilakukan secara isidentil belaka (contohnya hanya setiap catur wulan saja). Karena pendidikan itu merupakan suatu proses yang kontinyu maka penilaian pun dilakukan secara continue. Hasil penilaian yang telah ditetapkan pada suatu waktu harus dihubungkan dengan nilai-nilai sebelumnya
  3. Prinsip objektifitas. Tiap penilaian harus diusahakan seobjektifitas-objektifitasnya. Dalam hal ini perasaan si penilai (seperti: benci, kesal, kasih sayang, kasihan, hubungan keluarga dll) harus dijatuhkan; tidak boleh mempengaruhi penilaian-penilaian yang objektif adalah penilaian yang didasarkan semata-mata atas kenyataan yang sebenarnya
  4. prinsip koperatif. Prinsip ini sangat erat hubungannya dengan ketiga prinsip di atas, yang dimaksud ialah bahwa setiap penilaian hendaknya dilakukan bersama-sama oleh guru yang bersangkutan.
Cara penilaian di SD dengan berlandaskan prinsip-prinsip di atas maka penilaian hendaknya meliputi segala sesuatu yang termasuk ke dalam diri anak.
Disamping itu juga, faktor-faktor di luar yang ada hubungannya dengan proses pendidikan seperti guru-gurunya, alat-alat perlengkapan belajar yang tersedia dan sebagainya untuk menjadi perhatian di dalam tindakan evaluasi.
Cara penilaian yang  dilakukan kepada seorang murid SD ada 3 faktor antara lain:
1.    Pribadi dan perkembangan anak didik yang meliputi:
  1. Perkembangan sikap, fisik dan mentalnya
  2. Perkembangan dan kecapakan/keterampilan terhadap bahan pelajaran yang diberikan
  3. Kecerdasan/intelegensi dan cara berpikir
  4. Perkembangan perasaannya (sosial)
  5. Perkembangan jasmani dan kesehatan
  6. Minat, hobi dan bakatnya
2.    Isi pendidikan, yang meliputi:
  1. Isi bahan rencana pelajaran yang diajarkan (sesuai tidaknya dengan perkembangan umur, minat dan kebutuhan anak)
  2. Situasi dan suasana sekolah berikut alat-alat perlengkapan yang tersedia
  3. Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai termasuk kepemimpinan
3.    Proses pendidikan, yang menyangkut:
a.    Bagaimana cara guru-guru mengajar, (metode apa yang dipergunakan)
b.    Bagaimana cara-cara siswa belajar, minat dan perhatiannya terhadap pelajaran tersebut
c.    Lamanya waktu   yang tersedia untuk mengajar dan belajar
Selain itu ada beberapa hal pula yang perlu dinilai oleh seorang guru adalah:
1.    Kemampuan verbal, yang meliputi
  1. Mengenal kembali dan mengingat
  2. Kemampuan untuk memahami dan menciptakan pendapat
  3. Menjelaskan sesuatu dalam proses belajar mengajar
  4. Memahami atau menangkap arti apa yang diperintahkan 
2.    Kemampuan mengamati
  1. Khayalan
  2. Menyusun kerangka pikir
  3. Menemukan jalan dalam menyelesaikan soal
3.    Kemampuan gerak fisik, yaitu :
  1. Peduli hubungan antara bagian tubuh
  2. Meningkatkan fungsi tubuh
4.    Kemampuan logika/matematika
  1. Pengenalan pola-pola abstrak
  2. Pertimbangan induktif
  3. Pertimbangan deduktif
  4. Cerdas dalam menangkap pelajaran
5.    Kemampuan dalam hubungan intra-personal, meliputi:
a.    Konsentrasi diri
b.    Kesadaran atas dirinya
Tingkat pemikiran penalaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam

Panorama

Panorama
pantai indah