BELAJAR YUK!!!!!

Hari Yang Indah Dengan Nikmat Tuhan Yang Maha Esa

Kamis, 13 Oktober 2011

KONSEP PENDIDIKAN

Begitu pentingnya pendidikan bagi kita sehingga dibutuhkan suatu konsep pendidikan yang baik dan benar. Posting kali ini membahas tentang Konsep Pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidikan khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologis yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.

Pentingnya Belajar
Belajar adalah key term “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.


1.        Arti Penting Belajar Bagi Perkembangan Manusia
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting kehidupannya.
2.      Arti Penting Belajar bagi Kehidupan Manusia
Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa pula terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk membuat orang lain terpuruk atau bahkan menghancurkan kehidupan orang tersebut.
Selanjutnya, dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surah Mujadilah: 11 yang berbunyi:
... يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...”.
Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengertahuan agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di samping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu sendiri.

Faktor-faktor Belajar
1.        Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan lainnya untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat.
2.      Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.
3.      Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.

Teori-teori Belajar
1.        Teori Psikologi Klasik tentang Belajar
Menurut teori ini, manusia terdiri dari jiwa (mind) dan badan (body) atau zat (matter). Jiwa dan zat ini berbeda satu sama lain. Badan adalah suatu objek yang sampai ke alat indra, sedangkan jiwa adalah suami realita dan nonmateriil, yang ada di dalam  badan, yang berpikir, merasa, berkeinginan, mengontrol kegiatan badan serta bertanggung jawab.
2.      Teori Psikologi Daya (Faculty Psychology) dan Belajar
Menurut teori ini, jiwa manusia dari berbagai daya, mengingat, berfikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja.
3.      Teori Mental State
Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang dikembangkan oleh J. Herbart yang pada prinsipnya, jiwa manusia terdiri dari kesan-kesan/tanggapan-tanggapan yang masuk melalui pengindraan. Kesan-kesan itu berasosiasi satu sama lain dan membentuk mental atau kesadaran manusia.
4.      Teori Psikologi Behaviorisme dan Belajar
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu menekankan pada segi kesadaran saja.
5.      Teori Conectionism dan Hukum-hukum Belajar
Apa yang telah dikemukakan di atas kemudian menjadi dasar dalam teori conectionism. Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan respons, asosiasi-asosiasi dibuat antara kesan-kesan pengadaan dan dorongan-dorongan untuk berbuat. Ikatan-ikatan (bond) atau koneksi-koneksi dapat diperkuat atau diperlemah serasi dengan banyaknya penggunaan dan pengaruh-pengaruh dari penggunaan itu.
6.      Teori Psikologi Gestalt tentang Belajar
Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa jenis yang perlu mendapat perhatian, adalah sebagai berikut:
-          Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan lingkungannya, faktor herediter (natural endowment) lebih pengaruh.
-          Bahwa individu dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adalah gangguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku.
-          Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi problematis.
7.       Teori Psikologi Field Theory tentang Belajar
-          Belajar dimulai dari suatu keseluruhan. Keseluruhan yang menjadi permulaan menuju ke bagian-bagian.
-          Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian, bagian-bagian terjadi dalam suatu keseluruhan. Bagian-bagian itu hanya bermakna dalam rangka keseluruhan tersebut.
-          Individu bagian-bagian dari suatu keseluruhan. Mula-mula siswa/anak melihat sesuatu sebagai keseluruhan. Bagian-bagian dilihat dalam hubungan fungsional dengan keseluruhan.
Sebagai kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hari yang Indah dengan Segala Nikmat Tuhan




HarniatiBegitu pentingnya pendidikan bagi kita sehingga dibutuhkan suatu konsep pendidikan yang baik dan benar. Posting kali ini membahas tentang Konsep Pendidikan.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidikan khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologis yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
Pentingnya Belajar
Belajar adalah key term “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.
1.        Arti Penting Belajar Bagi Perkembangan Manusia
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting kehidupannya.
2.      Arti Penting Belajar bagi Kehidupan Manusia
Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa pula terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk membuat orang lain terpuruk atau bahkan menghancurkan kehidupan orang tersebut.
Selanjutnya, dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surah Mujadilah: 11 yang berbunyi:
... يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...”.
Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengertahuan agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di samping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu sendiri.

Faktor-faktor Belajar
1.        Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan lainnya untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat.
2.      Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.
3.      Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.

Teori-teori Belajar
1.        Teori Psikologi Klasik tentang Belajar
Menurut teori ini, manusia terdiri dari jiwa (mind) dan badan (body) atau zat (matter). Jiwa dan zat ini berbeda satu sama lain. Badan adalah suatu objek yang sampai ke alat indra, sedangkan jiwa adalah suami realita dan nonmateriil, yang ada di dalam  badan, yang berpikir, merasa, berkeinginan, mengontrol kegiatan badan serta bertanggung jawab.
2.      Teori Psikologi Daya (Faculty Psychology) dan Belajar
Menurut teori ini, jiwa manusia dari berbagai daya, mengingat, berfikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja.
3.      Teori Mental State
Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang dikembangkan oleh J. Herbart yang pada prinsipnya, jiwa manusia terdiri dari kesan-kesan/tanggapan-tanggapan yang masuk melalui pengindraan. Kesan-kesan itu berasosiasi satu sama lain dan membentuk mental atau kesadaran manusia.
4.      Teori Psikologi Behaviorisme dan Belajar
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu menekankan pada segi kesadaran saja.
5.      Teori Conectionism dan Hukum-hukum Belajar
Apa yang telah dikemukakan di atas kemudian menjadi dasar dalam teori conectionism. Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan respons, asosiasi-asosiasi dibuat antara kesan-kesan pengadaan dan dorongan-dorongan untuk berbuat. Ikatan-ikatan (bond) atau koneksi-koneksi dapat diperkuat atau diperlemah serasi dengan banyaknya penggunaan dan pengaruh-pengaruh dari penggunaan itu.
6.      Teori Psikologi Gestalt tentang Belajar
Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa jenis yang perlu mendapat perhatian, adalah sebagai berikut:
-          Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan lingkungannya, faktor herediter (natural endowment) lebih pengaruh.
-          Bahwa individu dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adalah gangguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku.
-          Belajar mengutamakan aspek pemahaman (insight) terhadap situasi problematis.
7.       Teori Psikologi Field Theory tentang Belajar
-          Belajar dimulai dari suatu keseluruhan. Keseluruhan yang menjadi permulaan menuju ke bagian-bagian.
-          Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian, bagian-bagian terjadi dalam suatu keseluruhan. Bagian-bagian itu hanya bermakna dalam rangka keseluruhan tersebut.
-          Individu bagian-bagian dari suatu keseluruhan. Mula-mula siswa/anak melihat sesuatu sebagai keseluruhan. Bagian-bagian dilihat dalam hubungan fungsional dengan keseluruhan.
Sebagai kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Referensi 
Ahmadi, H. Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1991.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar. Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Cet. III; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.



Hari yang Indah dengan Segala Nikmat Tuhan




Harniati 

1 komentar:

  1. mantap mba, :D di tunggu kunjungan balik dan followbacknya ke blog saya, terima kasih.

    BalasHapus

Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam

Panorama

Panorama
pantai indah