BELAJAR YUK!!!!!

Hari Yang Indah Dengan Nikmat Tuhan Yang Maha Esa

Selasa, 04 Oktober 2011

TATA TERTIB DALAM RANGKA MANAJEMEN PENGAJARAN

1.    Hakekat Belajar dan Mengajar
Belajar dan mengajar merupakan 2 konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakalah terjadi interaksi guru-siswa, siswa-siswa pada saat pengajaran itu berlangsung inilah makna berlajar dan mengajar sebagai suatu proses.
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan  dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimanya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Oleh sebab itu belajar adalah proses aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Inilah hakikat belajar sebagai inti proses pengajaran.
Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar guru, sehingga terjadi interaksi belajar mengajar (terjadinya proses pengajaran) tidak datang begitu saja dan tidak tumbuh tanpa pengaturan-pengaturan dan perencanaan  yang seksama. Bila ditelusuri secara mendalam proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan formal disekolah didalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam 3 katergori utama, yaitu:
  1. Guru
  2. Isi atau materi pelajaran
  3. Siswa
Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana seperti metode, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru memegang peranan sentral dalam proses belajar-mengajar, setidak-tidaknya menjalankan 3 tugas utama, yaitu:
-          Merencanakan
-          Melaksanakan pengajaran
-          Memberikan  balikan
Melakukan sesuatu dalam belajar biasanya di tempuh dengan cara menghadap siswa kepada sesuatu masalah. Siswa dituntut untuk  berupaya melakukan pemecahan masalah atau Jhon Dewey mengemukakan langkah-langkah problem solving sebagai berikut:
-          Menyadari adanya masalah
-          Merumuskan masalah
-          Membuat hipotesis
-          Mengumpulkan data
-          Menguji hipotesis dengan data
-          Menarik kesimpulan dan follow up dari kesimpulan yang diperoleh
2.    Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
Kelas merupakan taman belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi intelektual dan emosional. Mengingat itu semuanya, kelas hendaknya dimanajemi sedemikian rupa, sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik adalah (1). Sirkulasi, bersih, sehat, tidak lembab, (2) Cukup cahaya yang meneranginya, (3) Sirkulasi udara cukup, (4) Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi, (5) Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.

Terdapat beberapa syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan berikut ini:
a)    Tata ruang kelas
Pada dasarnya sistem pembelajaran yang dianut di SD sangat tergantung pada pendekatan untuk metode yang digunakan. Metode ceramah, sistem yang digunakan adalah sistem klasikal; metode eksperimen, diskusi kelompok, maka sistem yang digunakan adalah non klasikal. Dalam penataan ruang kelas, lemari kelas dapat ditempatkan di samping papan tulis atau disamping meja guru.
b)    Metode perabot kelas
Perabot kelas adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas.
Perabot kelas meliputi atau dapat berupa:
1)    Papan tulis dan penghapusnya
2)    Meja, kursi guru
3)    Meja, kursi siswa
4)    Almari kelas
5)    Jadwal pelajaran
6)    Papan absen
7)    Daftar piket  kelas
8)    Kalender pendidikan
9)    Gambar presiden dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila
10) Tempat cuci tangan dan lap tangan
11) Tempat sampah
12) Sapu lidi, sapu ijuk, dan sapu bulu ayam
13) Gambar-gambar lain/alat peraga
14) Kapur / spidol
3.    Disiplin Kelas
a.    Latar Belakang
Kelas adalah suatu sistem sosial ukuran kecil yang beranggotakan seorang guru dan sejumlah siswa (biasanya sekitar 30 s/dengan 40 orang). Untuk mencapai tujuannya, kelas memiliki aturan/tata tertib kelas yang wajib dipatuhi oleh semua anggota kelas. Kadar kepatutan siswa terhadap tata tertib kelas akan sangat ditentukan oleh tingkat kedisiplinan siswa di satu pihak dan kemampuan guru untuk mendisiplinkan siswanya di pihak yang lain. Untuk mampu mendisiplinkan para siswanya dengan baik, para guru seyogyanya memiliki wawasan yang luas tentang disiplin kelas, yang meliputi (1) Prinsip-prinsip disiplin kelas, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas, dan (3) masalah praktis yang berkaitan dengan disiplin kelas.
a)    Prinsip-prinsip disiplin kelas
Disiplin merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolah sebagai salah satu  jalur pendidikan, merupakan tempat yang sangat strategis untuk membina, menumbuhkan dan mewujudkan sikap disiplin tersebut. Dengan demikian, guru sebagai pemegang peran dan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah seyogyanya memahami banyak aspek  yang  berkaitan dengan prinsip-prinsip kelas, yang mencakup:
1)    Pengertian disiplin kelas
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1988) disiplin berarti “1. tata tertib (disekolah, kemiliteran, dsb), 2. ketaatan (kepatutan) kepada peraturan, tata tertib, dsb….” Dari segi etimologinya “Disiplin” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “disciples”  yang mengandung makna “pengikut atau penganut”. Berdasarkan makna dari segi etimologi ini, disiplin di artikan sebagai suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah  ada dengan rasa senang hati (the Liang Gie, 1972: 119)
Pengertian disiplin kelas yang lain juga mengartikan disiplin sebagai upaya/cara-cara yang dilakukan oleh guru, dikemukakan oleh Lovergrove (1989) yang mengatakan bahwa “Basically, discipline refer to the method the teacher uses to encourage students to control themselves so that it is possible for every body to get in with they are doing to behave decently toward each other”. Dalam pada itu, berdasarkan hasil review yang dilakukan oleh Cairns (1976) terhadap sejumlah literature dalam bidang manajemen dan disipilin kelas, beliau mengidentifikasi adanya 4 orientasi pengertian disiplin yang umum/lazim dikemukakan oleh para ahli, yaitu a) disiplin sebagai kadar dari perintah/aturan, b) disiplin menguraikan tentang teknik yang digunakan oleh guru  dalam mengelola kelasnya, c) disiplin diidentifikasikan/disamakan dengan hukuman, dan d) disiplin berpusat pada upaya/kegiatan untuk mengembangkan kemampuan mengontrol diri (self control) (Cairns dalam Turney, C. 1980: 226). Cairns selanjutnya menambahkan bahwa ditinjau dari segi kedudukan guru sebagai penanggung jawab dalam mengelola kelasnya, maka disiplin menurut beliau untuk sebagian besarnya merupakan akibat atau konsekuensi dari keberhasilan guru mengelola: penyajian pelajarannya, kegiatan belajar siswa, dan gerak-gerik/tingkah laku siswa di kelas yang indikatornya dapat diamati dalam 2 bentuk aspek tingkah laku kelas, yaitu:
·         Tidak terdapatnya kekacauan atau gangguan (baik yang dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok siswa) terhadap anggota-anggota kelas dalam melaksanakan aktivitas/pekerjaannya.
·         Terjadinya keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas kelas yang nampak atau yang dapat diamati
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep disiplin merupakan konsep yang multidimensional dalam arti dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
·         Dari segi siswa sebagai didik, disiplin dapat diartikan sebagai adanya kesediaan siswa untuk mematuhi peraturan/tata tertib kelas (baik karena pengaruh otoritas guru maupun karena kesadaran sendiri).
·         Dari segi kondisi/suasana kelas, disiplin dapat diartikan sebagai terciptanya suasana kelas yang tertib (yang didalamnya tidak terdapat problem tingkah laku) yang menjamin dapatnya terselenggara proses belajar mengajar dengan baik;
·         Dari segi guru, disiplin dapat diartikan sebagai upaya/tindakan guru  yang dimaksudkan untuk mencegah dan/ atau menanggulangi munculnya problem-problem tingkah laku siswa (tingkah laku yang tidak dikehendaki yang dapat menggangu suasana kelas).
2)    Konsep-konsep Dispilin Kelas
Pandangan lama (modern), dalam hal ini, mengemukakan bahwa disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah ketaatan kepada otoritas untuk melaksanakan suatu perintah. Disiplin pada dasarnya membutuhkan rasa tanggung jawab dari siswa untuk melaksanakan sesuatu yang baik berdasarkan kematangan rasa sosial. Dengan demikian, disiplin bukan hanya suatu aspek dari kelakukan  anak di dalam kelas atau disekolah  saja, melainkan  juga menyangkut tingkah lakunya di dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Konsep disiplin menurut pendirian modern bertujuan untuk mengarahkan anak didik agar secara bertahap anak dapat mengatur diri sendiri sehingga ia berkembang menjadi manusia yang lebih matang untuk menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukannya. Dengan perkataan lain. Anak harus dididik kearah ‘self discipline” atau ‘self-control” dalam arti bahwa anak bertingkah laku baik (berdisplin) bukan karena paksaan dari luar melainkan karena keinsyafan dari dalam karena menghayati bahwa ia seharusnya berperilaku seperti itu.
3)    Tahap-tahap disiplin kelas
Sebagai konsep yang multidimensional, disiplin dapat diartikan sebagai cara dan sekaligus sebagai hasil (tujuan). Upaya untuk mewujudkan (menciptakan) disiplin kelas sudah tentu bukanlah suatu pekerjaan mudah yang dapat diselesaikan hanya dalam sehari atau dua hari saja. Perwujudannya memerlukan suatu proses dengan melalui tahapan-tahapan tertentu, yang tentu saja disamping mempersyaratkan kemampuan/keterampilan  guru,  juga sekaligus menuntut tanggung jawab dari berbagai pihak untuk mewujudkannya.
a)    Tahap menentukan peraturan/tata tertib kelas
Peraturan/tata tertib kelas pada hakekatnya merupakan butir-butir kewajiban yang harus dilakasanakan oleh siswa dalam kedudukannya sebagai anggota kelas. Peraturan/tata tertib kelas, dalam hal ini, menjadi tanggung jawab kerangka acuan bagi siswa dalam bertingkah laku dalam arti berfungsi  membimbing dan mengarahkan siswa berkenaan dengan tingkahlaku mana yang boleh/diharapkan dan mana yang tidak boleh/tidak diharapkan untuk dilakukan.
Peraturan tata tertib kelas  yang baik, sekurang-kurangnya memenuhi syarat-syarat sebagai beriktu:
-          Isinya tidak terlalu banyak/luas, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh siswa;
-          Rumusannya sebaiknya menggunakan kalimat positif
-          Perumusan/penetapannya melibatkan siswa dan sebaiknya juga melibatkan orang tua siswa


b)    Melaksanakan peraturan/tata tertib kelas
Peraturan/tata tertib kelas yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam menciptakan displin kelas. Tetapi dengan peraturan/tata tertib kelas yang baik tidaklah menjadi jaminan bahwa disiplin kelas akan terwujud dengan sendirinya. Dalam hal ini, guru memainkan peranan kunci bagi terlaksananya tata tertib tersebut.
Untuk terlaksananya peraturan/tata tertib kelas, setidaknya guru mengemban empat tugas pokok, yaitu:
-          Menjadikan dirinya sebagai model tingkah laku yang pantas digugu dan ditiru oleh para siswanya
-          Membimbing dan mengarahkan siswa untuk berperilaku sesuai dengan peraturan/tata tertib kelas.
-          Mencegah timbulnya problem tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan gangguan disiplin
-          Menganggulangi dan memecahkan problem tingkah laku siswa yang sedang terjadi di kelas.

1 komentar:

Terima Kasih telah berkunjung ke blog ini. Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam

Panorama

Panorama
pantai indah