tag:blogger.com,1999:blog-45690630825383923772024-02-20T16:36:14.021-08:00My Fisika and TeknikPendidikan - Teknik - Agama - Skripsi - Informatika - Fisika Modern - Everything Infoharniatihttp://www.blogger.com/profile/05626311362898763487noreply@blogger.comBlogger6125tag:blogger.com,1999:blog-4569063082538392377.post-26489086778169089202011-10-13T18:17:00.000-07:002011-10-28T08:46:37.689-07:00KONSEP PENDIDIKAN<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Begitu pentingnya pendidikan bagi kita sehingga dibutuhkan suatu konsep pendidikan yang baik dan benar. Posting kali ini membahas tentang Konsep Pendidikan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Harrington;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidikan khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologis yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Harrington;"><b><br />
</b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Harrington;">Pentingnya Belajar <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Belajar adalah <i>key term </i>“istilah kunci” yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Harrington;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Harrington;"><a name='more'></a></span><br />
<span style="font-family: Harrington;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';"><span style="font-family: Harrington;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Arti Penting Belajar Bagi Perkembangan Manusia</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting kehidupannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Arti Penting Belajar bagi Kehidupan Manusia <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa pula terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk membuat orang lain terpuruk atau bahkan menghancurkan kehidupan orang tersebut. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Selanjutnya, dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surah Mujadilah: 11 yang berbunyi: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>... يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.4pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: Harrington;"><span dir="LTR"></span>“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...”.<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.4pt;"><span style="font-family: Harrington;">Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengertahuan agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di samping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: Harrington;">Faktor-faktor Belajar <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan <i>neural system</i>, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan lainnya untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: <i>relearning, recalling, </i>dan <i>reviewing</i> agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: Harrington;">Teori-teori Belajar<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Klasik tentang Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Menurut teori ini, manusia terdiri dari jiwa (<i>mind</i>) dan badan (<i>body</i>) atau zat (<i>matter</i>). Jiwa dan zat ini berbeda satu sama lain. Badan adalah suatu objek yang sampai ke alat indra, sedangkan jiwa adalah suami realita dan nonmateriil, yang ada di dalam badan, yang berpikir, merasa, berkeinginan, mengontrol kegiatan badan serta bertanggung jawab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Daya (<i>Faculty Psychology</i>) dan Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Menurut teori ini, jiwa manusia dari berbagai daya, mengingat, berfikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Mental State<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang dikembangkan oleh J. Herbart yang pada prinsipnya, jiwa manusia terdiri dari kesan-kesan/tanggapan-tanggapan yang masuk melalui pengindraan. Kesan-kesan itu berasosiasi satu sama lain dan membentuk mental atau kesadaran manusia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Behaviorisme dan Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu menekankan pada segi kesadaran saja. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori <i>Conectionism </i>dan Hukum-hukum Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Apa yang telah dikemukakan di atas kemudian menjadi dasar dalam teori <i>conectionism</i>. Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan respons, asosiasi-asosiasi dibuat antara kesan-kesan pengadaan dan dorongan-dorongan untuk berbuat. Ikatan-ikatan (<i>bond</i>) atau koneksi-koneksi dapat diperkuat atau diperlemah serasi dengan banyaknya penggunaan dan pengaruh-pengaruh dari penggunaan itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Gestalt tentang Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa jenis yang perlu mendapat perhatian, adalah sebagai berikut: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan lingkungannya, faktor herediter (<i>natural endowment</i>) lebih pengaruh. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Bahwa individu dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adalah gangguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Belajar mengutamakan aspek pemahaman (<i>insight</i>) terhadap situasi problematis. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">7.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Field Theory tentang Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Belajar dimulai dari suatu keseluruhan. Keseluruhan yang menjadi permulaan menuju ke bagian-bagian. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian, bagian-bagian terjadi dalam suatu keseluruhan. Bagian-bagian itu hanya bermakna dalam rangka keseluruhan tersebut. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Individu bagian-bagian dari suatu keseluruhan. Mula-mula siswa/anak melihat sesuatu sebagai keseluruhan. Bagian-bagian dilihat dalam hubungan fungsional dengan keseluruhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Sebagai kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington;">Hari yang Indah dengan Segala Nikmat Tuhan <o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington;">Harniati<span class="Apple-style-span" style="font-style: normal;">Begitu pentingnya pendidikan bagi kita sehingga dibutuhkan suatu konsep pendidikan yang baik dan benar. Posting kali ini membahas tentang Konsep Pendidikan.</span></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail, dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidikan khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologis yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Harrington;">Pentingnya Belajar <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Belajar adalah <i>key term </i>“istilah kunci” yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya psikologi pendidikan dan psikologi belajar. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya riset dan eksperimen psikologi belajar pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Arti Penting Belajar Bagi Perkembangan Manusia<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dari pada makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting kehidupannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Arti Penting Belajar bagi Kehidupan Manusia <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis bisa pula terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang menggunakan kepintarannya untuk membuat orang lain terpuruk atau bahkan menghancurkan kehidupan orang tersebut. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Selanjutnya, dalam perspektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surah Mujadilah: 11 yang berbunyi: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>... يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.4pt; margin-right: 0cm; margin-top: 6.0pt; text-align: justify;"><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: Harrington;"><span dir="LTR"></span>“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat...”.<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.4pt;"><span style="font-family: Harrington;">Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengertahuan agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman. Selain itu, ilmu tersebut juga harus bermanfaat bagi kehidupan orang banyak di samping bagi kehidupan diri pemilik ilmu itu sendiri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: Harrington;">Faktor-faktor Belajar <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan <i>neural system</i>, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan lainnya untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: <i>relearning, recalling, </i>dan <i>reviewing</i> agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: Harrington;">Teori-teori Belajar<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Klasik tentang Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Menurut teori ini, manusia terdiri dari jiwa (<i>mind</i>) dan badan (<i>body</i>) atau zat (<i>matter</i>). Jiwa dan zat ini berbeda satu sama lain. Badan adalah suatu objek yang sampai ke alat indra, sedangkan jiwa adalah suami realita dan nonmateriil, yang ada di dalam badan, yang berpikir, merasa, berkeinginan, mengontrol kegiatan badan serta bertanggung jawab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Daya (<i>Faculty Psychology</i>) dan Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Menurut teori ini, jiwa manusia dari berbagai daya, mengingat, berfikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki semua daya-daya itu, hanya berbeda kekuatannya saja.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Mental State<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang dikembangkan oleh J. Herbart yang pada prinsipnya, jiwa manusia terdiri dari kesan-kesan/tanggapan-tanggapan yang masuk melalui pengindraan. Kesan-kesan itu berasosiasi satu sama lain dan membentuk mental atau kesadaran manusia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Behaviorisme dan Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan mental state. Sebabnya ialah karena aliran-aliran terdahulu menekankan pada segi kesadaran saja. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori <i>Conectionism </i>dan Hukum-hukum Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Apa yang telah dikemukakan di atas kemudian menjadi dasar dalam teori <i>conectionism</i>. Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan respons, asosiasi-asosiasi dibuat antara kesan-kesan pengadaan dan dorongan-dorongan untuk berbuat. Ikatan-ikatan (<i>bond</i>) atau koneksi-koneksi dapat diperkuat atau diperlemah serasi dengan banyaknya penggunaan dan pengaruh-pengaruh dari penggunaan itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Gestalt tentang Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Harrington;">Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa jenis yang perlu mendapat perhatian, adalah sebagai berikut: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Tingkah laku terjadi berkat interaksi antara individu dan lingkungannya, faktor herediter (<i>natural endowment</i>) lebih pengaruh. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Bahwa individu dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adalah gangguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Belajar mengutamakan aspek pemahaman (<i>insight</i>) terhadap situasi problematis. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">7.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Teori Psikologi Field Theory tentang Belajar <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Belajar dimulai dari suatu keseluruhan. Keseluruhan yang menjadi permulaan menuju ke bagian-bagian. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Keseluruhan memberikan makna kepada bagian-bagian, bagian-bagian terjadi dalam suatu keseluruhan. Bagian-bagian itu hanya bermakna dalam rangka keseluruhan tersebut. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 108.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Harrington;">Individu bagian-bagian dari suatu keseluruhan. Mula-mula siswa/anak melihat sesuatu sebagai keseluruhan. Bagian-bagian dilihat dalam hubungan fungsional dengan keseluruhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Harrington;">Sebagai kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> <b>Referensi</b> </o:p></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">Ahmadi, H. Abu dan Widodo Supriyono. <i>Psikologi Belajar. </i>Cet. I; <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: Rineka Cipta, 1991. <o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">Hamalik, Oemar, <i>Proses Belajar Mengajar. </i>Cet. I; <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: Bumi Aksara, 2001.<o:p></o:p></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">Syah, Muhibbin. <i>Psikologi Belajar. </i>Cet. III; <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;"><br />
</div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington;">Hari yang Indah dengan Segala Nikmat Tuhan <o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington;">Harniati <o:p></o:p></span></i></div>harniatihttp://www.blogger.com/profile/05626311362898763487noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4569063082538392377.post-3324200026311816982011-10-13T18:04:00.001-07:002011-10-28T08:46:37.690-07:00MEDIA PENGAJARAN<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Alhamdulillah… Tuhan memberikan nikmat-Nya tanpa diminta, smoga hari ini menjadikan kita slalu ingat dan slalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa..Amin. kali ini akan membahas Media Pengajaran dalam Pendidikan. Kekurangan milik kita kesempurnaan hanya milik Allah swt. Smoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Pengertian </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">وسائل</span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span> ) atau mengnatar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gearlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Kata mediator menurut Fleming (1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi dan peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran di samping itu mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang dilakukan peran mediasi mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin teknis (bahasa Inggris </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">art</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">) dan </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">logos </span></i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">(bahasa Indonesia “ilmu”).</span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Fungsi </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: blue;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: blue;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: blue;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data, dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Levie dan Lentt (1982) mengemukakan empat fungsi media pengajaran khususnya media visual, yaitu: </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Fungsi atensi </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Fungsi afektif </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Fungsi kognitif dan </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Fungsi kompensantoris </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">-</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Fungsi atensi media visual merupakan inti media yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">-</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">-</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Fungsi kognitif media visual dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l1 level2 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">-</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Fungsi kompensantoris media pengajaran terlihat dari hasil bahwa media visual yang memberikan konteks membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks mengingatnya kembali. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. </span><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Ada</span></st1:place></st1:city><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain: </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Pengajaran akan lebih baik menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.</span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Metode mengajar dan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.</span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Alasan kedua mengapa penggunaan media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju ke berpikir kompleks. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar sampai kepada kesimpulan bahwa proses dan hasil belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media. Oleh sebab itu, penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Jenis Media yang Sering digunakan dalam Proses Pengajaran </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Ada</span></st1:place></st1:city><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Pertama</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Kedua</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti padat (Solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain. </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Ketiga</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">, proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lain-lain. </span><i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Keempat</span></i><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.</span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Penggunaan media pengajaran sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">a.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Ketetapannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">b.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sengat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.</span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">c.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaannya. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">d.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Adanya OHP, proyektor film, komputer dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.</span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">e.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung</span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">f.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Sesuai dengan taraf berpikir siswa: memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Peranan media dalam proses pengajaran dapat ditempatkan sebagai berikut: </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">a.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">b.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; mso-list: l2 level1 lfo4; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">c.</span><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><span dir="LTR"></span>Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik individual maupun kelompok. Dengan demikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya. </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Dengan demikian media sebagai alat dan sumber pengajaran tidak bisa menggantikan guru sepenuhnya, artinya media tanpa guru suatu hal yang mustahil dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Peranan guru masih tetap diperlukan sekalipun media telah merangkum semua bahan pengajaran yang diperlukan siswa. Media adalah alat dan sarana untuk mencapai tujuan pengajaran, serta media bukanlah tujuan.</span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: Harrington;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Sesuatu yang Indah </span><span class="Apple-style-span" style="color: blue;"><o:p></o:p></span></span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: Harrington;"><span class="Apple-style-span" style="color: blue;">Harniati</span><o:p></o:p></span></i></b></div>harniatihttp://www.blogger.com/profile/05626311362898763487noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4569063082538392377.post-8771335656342551702011-10-10T09:44:00.000-07:002011-10-28T08:46:37.690-07:00STATISTIK TERAPAN<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-align: center; text-indent: -18pt;"><b>D A T A</b></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><b><br />
</b></div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><b>A.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><span dir="LTR"></span><b>JENIS DATA <o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Dalam prakteknya statistik tidak bisa lepas dari data yang berupa angka, baik itu dalam statistik deskriptif yang menggambarkan data maupun statistik inferensial yang melakukan analisis terhadap data. Data hasil penelitian dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. </div><div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><b>1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><span dir="LTR"></span><b>Data Kualitatif <o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Data Kualitatif secara sederhana bisa disebut data yang bukan berupa angka. Data Kualitatif mempunyai ciri tidak bisa dilakukan operasi matematika, seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Data kualitatif terbagi menjadi dua yaitu:</div><div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">a.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Nominal</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">Data bertipe nominal adalah data yang paling rendah dalam level pengukuran data. Jika suatu pengukuran data hanya menghasilkan satu dan hanya satu-satunya kategori maka data tersebut adalah data nominal. </div><div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">b.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Ordinal</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk peringkat. Jika pada data nominal semua data kategori dianggap sama, maka pada data ordinal terdapat tingkatan data. Pada data ordinal ada data dengan urutan lebih tinggi dan urutan lebih rendah. Data ordinal biasanya, makin kecil angkanya maka makin tinggi nilainya. Data ordinal ini dapat dibentuk dari data interval atau rasio. Namun data ordinal tidak dapat dilakukan operasi matematika.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><b>2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><span dir="LTR"></span><b>Data</b> <b>Kuantitatif</b> </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka,berbagai operasi matematika dapat dilakukan pada data kuantitatif. Data kuantitatif dapat dikelompokan menjadi dua besar yaitu data diskrit dan data kontinum. </div><div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;">a.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Data diskrit </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang (bukan mengukur). Misalnya jumlah desa ada 5, jumlah jenis kelamin ada 2, dan sebagainya. Data ini sering juga disebut dengan data nominal. Data nominal biasanya diperoleh dari penelitian yang bersifat eksploratif atau survey.</div><div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l3 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;">b.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Data kontinum </div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Data kontinum adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran. Data kontinum dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu: </div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Data ordinal adalah data yang berjenjang atau berbentuk peringkat. Oleh karena itu, jarak satu dengan yang lain mungkin tidak sama. Data ordinal biasanya, makin kecil angkanya maka makin tinggi nilainya. Misalnya, Juara I lebih baik dari Juara II; Eselon I lebih tinggi dari eselon II. Yang agak janggal adalah golongan I, mestinya lebih tinggi dari golongan II. Untuk PNS ternyata tidak bahkan sebaliknya. Menurut data in, Eselon I mestinya golongan gajinya juga I. Untuk PNS Eselon I golongan gajinya adalah IV hal ini jadi rancu. Data ordinal ini dapat dibentuk dari data interval atau rasio.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Data interval adalah data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak). Pada data ini walaupun datanya nol tetapi masih mempunyai nilai. Misalnya, nol derajat Celcius ternyata masih ada nilainya yaitu nol atau masih memiliki derajat panas dan dingin. Dalam penelitian sosial yang instrumennya menggunakan Skala Likert, Gulman, Semantic Differential dan Thurstone data yang diperoleh adalah data interval. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa data ini dapat dibuat menjadi data ordinal.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Data rasio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol absolut. Jadi, jika data nol berarti tidak ada apa-apanya. Hasil pengukuran panjang (meter), berat (kg) adalah contoh data rasio.</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><b>B.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><span dir="LTR"></span><b>SUMBER DATA <o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian adalah kualitas data yang di kumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ada 2 sumber data, yaitu:</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><b>Data primer</b>. Data primer adalah data yang langsung di ambil dari sumbernya. Ada 3 cara pengumpulan data primer :</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">a.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Observasi. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">b.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui halhal yang lebih mendalam dari responden.. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">c.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawab. Data yang di hasilkan bisa data yang kuantitatif atau kualitatif.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span class="apple-style-span">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><b>Data sekunder</b>. Data sekunder adalah data yang diambil dari hasil mengumpulkan orang lain, Contoh : Data yang dimiliki perusahaan, Data BPS, Browsing di internet dan sebagainya<span class="apple-style-span"><span style="color: black; font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">.</span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;"><b>C.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></b><span dir="LTR"></span><b>TEKNIK PENGUMPULAN DATA <o:p></o:p></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 18.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data, yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.</div><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 38.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo8; text-indent: -20.25pt;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Metode Observasi</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Metode observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini penulis langsung terjun ke lapangan menjadi partisipan (observer partisipatif) untuk menemukan dan mendapatkan data yang berkaitan dengan fokus penelitian, yaitu, Tinjauan hukum Islam terhadap sistem ganti rugi pengiriman barang yang hilang atau rusak. </div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 38.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo8; text-indent: -20.25pt;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Metode Interview</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan jalan atau cara berdialog langsung dengan para responden secara lisan. Jadi metode wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada responden dan dalam kegiatan wawancara berlangsung pewawancara harus dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lokasi wawancara.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">Sedangkan sasaran wawancara sebagai responden dalam penelitian ini adalah pimpinan perusahaan, manajer, dan para karyawan. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara bebas terpimpin. Dalam pelaksanaanya pewawancara membwa pedoman wawancara yang hanya merupakan garis besar tentang hal yang dipertanyakan yaitu sistem ganti rugi pengiriman barang yang hilang atau rusak. </div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 38.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo8; text-indent: -20.25pt;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span>Metode dokumentasi</div><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah sekumpulan berkas yakni mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya</span>harniatihttp://www.blogger.com/profile/05626311362898763487noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4569063082538392377.post-51480517249479598122011-10-04T23:05:00.000-07:002011-10-28T08:46:37.690-07:00TATA TERTIB DALAM RANGKA MANAJEMEN PENGAJARAN<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Hakekat Belajar dan Mengajar <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Belajar dan mengajar merupakan 2 konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan manakalah terjadi interaksi guru-siswa, siswa-siswa pada saat pengajaran itu berlangsung inilah makna berlajar dan mengajar sebagai suatu proses.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimanya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Oleh sebab itu belajar adalah proses aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Inilah hakikat belajar sebagai inti proses pengajaran.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar guru, sehingga terjadi interaksi belajar mengajar (terjadinya proses pengajaran) tidak datang begitu saja dan tidak tumbuh tanpa pengaturan-pengaturan dan perencanaan yang seksama. Bila ditelusuri secara mendalam proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan formal disekolah didalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam 3 katergori utama, yaitu: <o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Guru <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Isi atau materi pelajaran<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Siswa <o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana seperti metode, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian, guru memegang peranan sentral dalam proses belajar-mengajar, setidak-tidaknya menjalankan 3 tugas utama, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Merencanakan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Melaksanakan pengajaran <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Memberikan balikan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Melakukan sesuatu dalam belajar biasanya di tempuh dengan cara menghadap siswa kepada sesuatu masalah. Siswa dituntut untuk berupaya melakukan pemecahan masalah atau Jhon Dewey mengemukakan langkah-langkah problem solving sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menyadari adanya masalah <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Merumuskan masalah <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Membuat hipotesis<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Mengumpulkan data<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menguji hipotesis dengan data<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menarik kesimpulan dan follow up dari kesimpulan yang diperoleh<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kelas merupakan taman belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi intelektual dan emosional. Mengingat itu semuanya, kelas hendaknya dimanajemi sedemikian rupa, sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik adalah (1). Sirkulasi, bersih, sehat, tidak lembab, (2) Cukup cahaya yang meneranginya, (3) Sirkulasi udara cukup, (4) Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi, (5) Jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.<o:p></o:p></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, sans-serif;"><a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Terdapat beberapa syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan berikut ini: <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l3 level3 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">a)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tata ruang kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pada dasarnya sistem pembelajaran yang dianut di SD sangat tergantung pada pendekatan untuk metode yang digunakan. Metode ceramah, sistem yang digunakan adalah sistem klasikal; metode eksperimen, diskusi kelompok, maka sistem yang digunakan adalah non klasikal. Dalam penataan ruang kelas, lemari kelas dapat ditempatkan di samping papan tulis atau disamping meja guru.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l3 level3 lfo2; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">b)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Metode perabot kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Perabot kelas adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Perabot kelas meliputi atau dapat berupa:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Papan tulis dan penghapusnya <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Meja, kursi guru<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Meja, kursi siswa <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">4)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Almari kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">5)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Jadwal pelajaran<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">6)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Papan absen <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">7)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Daftar piket kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">8)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kalender pendidikan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">9)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Gambar presiden dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">10)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tempat cuci tangan dan lap tangan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">11)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tempat sampah <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">12)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sapu lidi, sapu ijuk, dan sapu bulu ayam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">13)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Gambar-gambar lain/alat peraga <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">14)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kapur / spidol<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Disiplin Kelas <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; mso-list: l0 level2 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">a.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Latar Belakang<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kelas adalah suatu sistem sosial ukuran kecil yang beranggotakan seorang guru dan sejumlah siswa (biasanya sekitar 30 s/dengan 40 orang). Untuk mencapai tujuannya, kelas memiliki aturan/tata tertib kelas yang wajib dipatuhi oleh semua anggota kelas. Kadar kepatutan siswa terhadap tata tertib kelas akan sangat ditentukan oleh tingkat kedisiplinan siswa di satu pihak dan kemampuan guru untuk mendisiplinkan siswanya di pihak yang lain. Untuk mampu mendisiplinkan para siswanya dengan baik, para guru seyogyanya memiliki wawasan yang luas tentang disiplin kelas, yang meliputi (1) Prinsip-prinsip disiplin kelas, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kelas, dan (3) masalah praktis yang berkaitan dengan disiplin kelas. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">a)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Prinsip-prinsip disiplin kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Disiplin merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sekolah sebagai salah satu jalur pendidikan, merupakan tempat yang sangat strategis untuk membina, menumbuhkan dan mewujudkan sikap disiplin tersebut. Dengan demikian, guru sebagai pemegang peran dan penanggung jawab utama dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah seyogyanya memahami banyak aspek yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kelas, yang mencakup:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">1)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pengertian disiplin kelas<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1988) disiplin berarti “1. tata tertib (disekolah, kemiliteran, dsb), 2. ketaatan (kepatutan) kepada peraturan, tata tertib, dsb….” Dari segi etimologinya “Disiplin” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “disciples” yang mengandung makna “pengikut atau penganut”. Berdasarkan makna dari segi etimologi ini, disiplin di artikan sebagai suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati (the Liang Gie, 1972: 119)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pengertian disiplin kelas yang lain juga mengartikan disiplin sebagai upaya/cara-cara yang dilakukan oleh guru, dikemukakan oleh Lovergrove (1989) yang mengatakan bahwa “Basically, discipline refer to the method the teacher uses to encourage students to control themselves so that it is possible for every body to get in with they are doing to behave decently toward each other”. Dalam pada itu, berdasarkan hasil review yang dilakukan oleh Cairns (1976) terhadap sejumlah literature dalam bidang manajemen dan disipilin kelas, beliau mengidentifikasi adanya 4 orientasi pengertian disiplin yang umum/lazim dikemukakan oleh para ahli, yaitu a) disiplin sebagai kadar dari perintah/aturan, b) disiplin menguraikan tentang teknik yang digunakan oleh guru dalam mengelola kelasnya, c) disiplin diidentifikasikan/disamakan dengan hukuman, dan d) disiplin berpusat pada upaya/kegiatan untuk mengembangkan kemampuan mengontrol diri (self control) (Cairns dalam Turney, C. 1980: 226). <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Cairns</st1:place></st1:city> selanjutnya menambahkan bahwa ditinjau dari segi kedudukan guru sebagai penanggung jawab dalam mengelola kelasnya, maka disiplin menurut beliau untuk sebagian besarnya merupakan akibat atau konsekuensi dari keberhasilan guru mengelola: penyajian pelajarannya, kegiatan belajar siswa, dan gerak-gerik/tingkah laku siswa di kelas yang indikatornya dapat diamati dalam 2 bentuk aspek tingkah laku kelas, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level3 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tidak terdapatnya kekacauan atau gangguan (baik yang dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok siswa) terhadap anggota-anggota kelas dalam melaksanakan aktivitas/pekerjaannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level3 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Terjadinya keterlibatan siswa dalam kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas kelas yang nampak atau yang dapat diamati<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep disiplin merupakan konsep yang multidimensional dalam arti dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level3 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dari segi siswa sebagai didik, disiplin dapat diartikan sebagai adanya kesediaan siswa untuk mematuhi peraturan/tata tertib kelas (baik karena pengaruh otoritas guru maupun karena kesadaran sendiri).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level3 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dari segi kondisi/suasana kelas, disiplin dapat diartikan sebagai terciptanya suasana kelas yang tertib (yang didalamnya tidak terdapat problem tingkah laku) yang menjamin dapatnya terselenggara proses belajar mengajar dengan baik;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level3 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dari segi guru, disiplin dapat diartikan sebagai upaya/tindakan guru yang dimaksudkan untuk mencegah dan/ atau menanggulangi munculnya problem-problem tingkah laku siswa (tingkah laku yang tidak dikehendaki yang dapat menggangu suasana kelas).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Konsep-konsep Dispilin Kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pandangan lama (modern), dalam hal ini, mengemukakan bahwa disiplin bukanlah kepatuhan lahiriah, bukanlah paksaan, bukanlah ketaatan kepada otoritas untuk melaksanakan suatu perintah. Disiplin pada dasarnya membutuhkan rasa tanggung jawab dari siswa untuk melaksanakan sesuatu yang baik berdasarkan kematangan rasa sosial. Dengan demikian, disiplin bukan hanya suatu aspek dari kelakukan anak di dalam kelas atau disekolah saja, melainkan juga menyangkut tingkah lakunya di dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Konsep disiplin menurut pendirian modern bertujuan untuk mengarahkan anak didik agar secara bertahap anak dapat mengatur diri sendiri sehingga ia berkembang menjadi manusia yang lebih matang untuk menentukan mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dilakukannya. Dengan perkataan lain. Anak harus dididik kearah ‘self discipline” atau ‘self-control” dalam arti bahwa anak bertingkah laku baik (berdisplin) bukan karena paksaan dari luar melainkan karena keinsyafan dari dalam karena menghayati bahwa ia seharusnya berperilaku seperti itu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">3)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tahap-tahap disiplin kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sebagai konsep yang multidimensional, disiplin dapat diartikan sebagai cara dan sekaligus sebagai hasil (tujuan). Upaya untuk mewujudkan (menciptakan) disiplin kelas sudah tentu bukanlah suatu pekerjaan mudah yang dapat diselesaikan hanya dalam sehari atau dua hari saja. Perwujudannya memerlukan suatu proses dengan melalui tahapan-tahapan tertentu, yang tentu saja disamping mempersyaratkan kemampuan/keterampilan guru, juga sekaligus menuntut tanggung jawab dari berbagai pihak untuk mewujudkannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">a)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tahap menentukan peraturan/tata tertib kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Peraturan/tata tertib kelas pada hakekatnya merupakan butir-butir kewajiban yang harus dilakasanakan oleh siswa dalam kedudukannya sebagai anggota kelas. Peraturan/tata tertib kelas, dalam hal ini, menjadi tanggung jawab kerangka acuan bagi siswa dalam bertingkah laku dalam arti berfungsi membimbing dan mengarahkan siswa berkenaan dengan tingkahlaku mana yang boleh/diharapkan dan mana yang tidak boleh/tidak diharapkan untuk dilakukan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Peraturan tata tertib kelas yang baik, sekurang-kurangnya memenuhi syarat-syarat sebagai beriktu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Isinya tidak terlalu banyak/luas, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh siswa;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rumusannya sebaiknya menggunakan kalimat positif<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Perumusan/penetapannya melibatkan siswa dan sebaiknya juga melibatkan orang tua siswa<o:p></o:p></span></div><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; mso-list: l5 level1 lfo6; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">b)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Melaksanakan peraturan/tata tertib kelas <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Peraturan/tata tertib kelas yang baik merupakan salah satu unsur penting dalam menciptakan displin kelas. Tetapi dengan peraturan/tata tertib kelas yang baik tidaklah menjadi jaminan bahwa disiplin kelas akan terwujud dengan sendirinya. Dalam hal ini, guru memainkan peranan kunci bagi terlaksananya tata tertib tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Untuk terlaksananya peraturan/tata tertib kelas, setidaknya guru mengemban empat tugas pokok, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menjadikan dirinya sebagai model tingkah laku yang pantas digugu dan ditiru oleh para siswanya <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Membimbing dan mengarahkan siswa untuk berperilaku sesuai dengan peraturan/tata tertib kelas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Mencegah timbulnya problem tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan gangguan disiplin<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-list: l3 level2 lfo2; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">-<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menganggulangi dan memecahkan problem tingkah laku siswa yang sedang terjadi di kelas.<o:p></o:p></span></div>harniatihttp://www.blogger.com/profile/05626311362898763487noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4569063082538392377.post-28815024485815256392011-10-04T13:01:00.003-07:002011-11-07T06:26:14.218-08:00Pengaruh Perkembangan Anak terhadap Pola Asuh<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">PENGARUH PERKEMBANGAN ANAK DITINJAU DARI POLA ASUH<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><div style="text-indent: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Times New Roman';"><br />
</span></span></div><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Anak merupakan anugerah terindah bagi semua orang tua. Dalam mahligai rumah tangga tanpa dilengkapi dengan si buah hati, mungkin terasa sepi sekali dalam kehidupan keluarga. Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk buah hatinya, memberikan segalanya, mendidik dengan segala kemampuan, rela berkorban apapun, asal anak bisa menjadi “orang ” .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Kehadiran anak akan membawa perubahan terhadap kematangan jiwa orang tua, lebih-lebih mereka yang baru memasuki mahligai perkawinan, sebab anak akan memberikan rasa gembira, senang, suka dan duka, namun anak dapat pula menimbulkan hal-hal yang membuat orang tua marah, kecewa, was-was, takut dan sebagainya. Apalagi mengingat derasnya arus informasi saat ini yang membawa beragam nilai.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Oleh karena itu, sebagai orang tua harus memiliki acuan pendidikan, pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi orangtua sebelumnya tentang pola asuh perkembangan putra-putrinya. Bukan hanya tentang cara memilih sekolah yang tepat bagi anaknya, tetapi juga cara mengawal perkembangan kepribadian, akhlak dan ilmu. Secara umum, yang di harapkan oleh orang tua terhadap anaknya adalah patuh, cerdas, pandai dan berakhlak mulia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Kebanyakan orang tua menuntut anaknya mampu memenuhi kehendaknya tanpa memperdulikan kemauan anak itu sendiri. Sedangkan bila anak tidak memenuhi tuntutan tersebut. Apakah anaknya yang salah atau orang tuanya yang salah mendidik? Pertanyaan ini akan muncul pada diri setiap orang. Padahal setiap anak memiliki keistimewaan dan keunikan masing-masing.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Di sinilah diperlukannya suatu pola asuh yang sesuai, sehingga anak tidak merasa tertekan dan mereka bisa berkembang sesuai dengan fitrahnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 12.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">A.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">FASE PERKEMBANGAN ANAK<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: -4.55pt; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Fase perkembangan anak terbagi menjadi 4 masa yaitu:<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Masa 3 tahun pertama disebut juga dengan balita atau usia bayi. Pada masa ini keadaan dan pertumbuhan anggota tubuh anak belum sempurna begitu pula sebagian inderanya. Apalagi ketika baru lahir sampai kira-kira 3 minggu, pendengaran belum berfungsi sama sekali. Demikian pula penglihatan, dimana bayi belum bisa mengenal gelap dan terang. Adapun indera sentuhan mulai kuat, terutama kedua tangan dan mulut.<o:p></o:p></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Masa umur 4 tahun hingga 6 tahun, tenaga, akal dan emosi semakin terlihat. Melakukan kegiatan-kegiatan besar sesuai kehendaknya sudah bisa dilakukan, seperti bermain sepeda, mendorong bangku dan sebagainya. Banyak bergerak adalah ciri lain yang tampak pada usia ini hingga anak tak bisa diam, yang menurut pandangan orang dewasa tidak benar. Sifat-sifat akal pun mulai muncul, seperti mengkhayal dan meniru-niru gerak atau suara binatang dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Masa umur 6 hingga 8 tahun, disebut masa perkembangan dan peralihan. Pada 2 tahun ini pertumbuhan fisik anak sangat cepat. Hingga tenaga anak yang tersembunyi pun terarahkan untuk pembentukan susunan rangka tubuh yang baru. Maka di samping pertumbuhan yang begitu cepat, anakpun mengalami rasa letih yang cepat pula sehingga tidak bisa untuk menahannya.Selain itu pada usia ini anak mudah terserang penyakit dan menyebabkan banyak kematian, dari segi perkembangan akal pada usia ini perhatian anak mulai bertambah hingga mampu memfokuskan pikirannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Masa umur 8 hingga 12 tahun, pertumbuhan dan perkembangan fisik serta akal anak mengalami kelambatan. Pada usia ini fisik anak mulai terbentuk dan stabil. Rasa semangat dan banyak bergerak juga masih tampak pada masa ini hanya saja anak cepat bosan dan lelah. Pertumbuhan ukuran dan bentuk otak anak mulai sempurna pada awal masa ini. Penanaman kebiasaan-kebiasan baik selama masa 4 tahun ini sangat baik, seperti menjaga kebersihan, cara berpakaian, etika ketika berjalan, sopan santun ketika makan dan sebagainya. Pada masa pubertas, 12-14 tahun, orang tua harus lebih berhati-hati dalam memberikan pendidikan. Masa ini disebut sebagai masa baligh. Pertumbuhan fisik mulai berjalan kembali dengan cepat dengan perubahan yang mencolok pada beberapa anggota tubuh. Pikiran mulai meluas dan perasaan bertambah kuat penuh sensitive. Tingkah laku aneh mulai terlihat pada usia ini. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 12.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">B.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">TEORI DAN ASPEK KHUSUS PERKEMBANGAN ANAK</span></b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.55pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti, sehingga perlu diuji lebih lanjut untuk menentukan akurasinya. Dalam memahami perkembangan anak, teori mempunyai peranan sangat penting. Teori dapat membantu memahami gejala-gejala dan membuat ramalan tentang perkembangan anak dan perilakunya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.55pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Beberapa teori menurut psikolog perkembangan anak yakni:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">a) John Bowlby (keterikatan dan kecemasan terpisah)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Ini menunjukkkan bahwa bayi atau anak mempunyai cara-cara yang khusus dalam bertingkah laku, yang diperoleh dari kelahirannya sebagai pradisposisi yang bersifat naluriah dan bertujuan agar orang tua selalu dekat dan mengadakan hubungan yang mesra. Menangis, tersenyum, mengoceh dengan demikian mempunyai arti tersendiri. Senyuman atau ocehan pada bayi merangsang orang tua untuk mendekati, mengajak berbicara, menangis , disamping bisa disebabkan hal-hal yang lain yang berhubungan dengan fisiknya, juga merupakan tanda bagi bayi, agar orang tua dekat dan menolongnya. Masa-masa terjadinya keterikatan dengan orang tua atau tokoh khusus merupakan masa-masa penting penting yang bisa mempengaruhi timbulnya gangguan dalam perkembangan kepribadian anak dan memerlukan perhatian khusus dan perlakuan yang tepat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">b) Albert Bandura (sosial belajar)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Mengatakan” melalui identifikasi seorang anak mulai menerima sifat-sifat pribadi dan tingkah laku tertentu sebagai sesuatu yang berguna, agar bisa sesuai dan diterima oleh orang lain. Merasa diterima oleh lingkungannya itu akan memberikan rasa aman dan karena itu memperkuat motivasi untuk mempertahankan atau meneruskan sifat-sifat yang telah dimilikinya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">c) Lawrence Kohlberg (perkembangan moral)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Mengemukakan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak. Anak berkembang dari interaksi sosial, tapi interaksi ini mempunyai corak yang khusus dimana faktor pribadi, faktor si anak dalam bentuk aktivitas-aktivitas ikut berperan. Orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan yang nyata. Sebab pikiran dan perbuatan tidak selalu sama, meskipun dalam hal-hal tertentu tetap ada kaitan-kaitannya. Semakin tinggi tahap perkembangan moral, semakin terlihat perbuatan-perbuatan moral yang lebih mantap dan bertanggung jawab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 12.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">C.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">POLA ASUH DAN PENGARUHNYA PADA PERKEMBANGAN ANAK <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Peran orang tua sangat penting dalam menjaga dan merawat ”fitrah” anak. Fase anak-anak adalah fase yang mudah di tumbuhi benih berbagai kekacauan kepribadian, tetapi sekaligus ia juga merupakan fase yang seharusnya di isi dengan asas-asas kepribadian yang sehat berikut <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">medan</st1:place></st1:city> dan elemen-elemen pembentuknya. Hal ini mengingat kebiasaan-kebiasaan dan kecenderungan-kecenderungan yang dilakukan seseorang pada periode tersebut, sudah mengarah pada proses pemantapan yang selanjutnya akan sulit untuk diubah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 38.7pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Berikut beberapa pola asuh pada tahap awal perkembangan anak:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 38.7pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: 0cm list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">mewujudkan rasa tenang diantaranya rasa cinta, penerimaan dan kemantapan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Perasaan seorang anak untuk mencintai orang-orang yang berada di sekitarnya pada umumnya, dan mencintai ibunya khususnya, merupakan dua hal yang sangat diperlukan bagi perkembangannya. Bukan hanya demi kematangan emosinya saja, tetapi juga kematangan biologis dan pikirannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Cinta tidak akan mampu memainkan peranannya dalam memberikan terasa senang, kecuali kalau anak merasa dirinya diterima ditengah keluarganya. Ini akan membuka kesadaran si anak bahwa sesungguhnya ia dicintai. Demikian juga dengan pemantapan pola-pola yang digunakan anak melakukan interaksi dengan lingkungannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Perasaan tenang yang dirasakan anak mempunyai pengaruh besar yang menunjang kepintarannya, dan yang menentukan apakah dia bisa beradaptasi atau tidak dari aspek kemasyarakatan dengan mental. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Mengajarkan kedekatan dengan Tuhan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Potensi keberagaman anak telah ada semenjak anak lahir di dunia, yang memiliki fitrah untuk beriman kepada Tuhan. Tinggal usaha pengembangan serta pemeliharaan potensi (perasaan religius) tersebut yang ada pada anak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Pengembangan perasaan ketuhanan anak dapat dimulai sedini mungkin melalui tanggapan dan bahasa anak, memberikan pengertian ajaran dan norma-norma keagamaan pada anak. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Membentuk kepribadian anak <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Sebagai orang tua atau keluarga yang merupakan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">medan</st1:city></st1:place> sosial yang pertama bagi pertumbuhan anak, harus menyadari bahwa dengan memberikan nasehat moral saja kepada anak tidak cukup. Harus melatih anak usia dini agar senantiasa berbuat baik. Berbuat baik ini harus diwujudkan dalam praktek sehari-hari, dan contoh yang konkret dari keluarga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Membiasakan anak-anak untuk berperilaku bersih, menolong orang lain, berkata-kata santun dan benar, akan membentuk rasa atau kecintaan pada kebiasaan berbuat baik. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Pembentukan karakter harus dilakukan secara integral yang melibatkan aspek mengetahui, melatih, dan membiasakan diri serta perasaan. Dengan begitu upaya ini akan menghasilkan manusia-manusia pencinta kebajikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Membangun otot ketegaran<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Ada</span></st1:city></st1:place><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"> satu kecenderungan orang tua terhadap anaknya yaitu selalu ingin melindungi buah hati dan membantu mereka untuk menghindari situasi menantang. Semua orang tua pasti sayang kepada anak dan menginginkan yang terbaik terjadi pada anaknya. Namun, orang tua sering lupa bahwa anak memerlukan pengalaman dalam menghadapi kesulitan hidup dan menyelesaikannya, agar mereka siap menjalani kehidupan di masa depan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Orang tua harus berani membiarkan anak-anaknya menyelesaikan persoalannya sendiri. Sebaliknya orang tua juga jangan terlalu mudah memberikan apa yang diinginkan anak-anak. Dengan begitu diharapkan otot-otot ketegaran anak akan terbangun. Apabila terbiasa dengan kerja keras, mereka akan menjadi pribadi yang tegar, pribadi yang sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Menumbuhkan empati<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Menghardik dan memukul anak apabila berbuat salah, akan menghambat rasa empati. Anak akan cenderung membela diri, sehingga hatinya akan mengerut. Hati yang mengerut dan mengeras akan berpotensi untuk menjadi hati yang penuh marah dan dendam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Mengalihkan perasaan dan pikiran anak untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain akibat tindakannya yang salah, akan meluluhkan hatinya dengan begitu, hatinya akan menjadi lapang. Hati yang lapang adalah hati yang penuh kasih sayang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">6.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Tanamkan rasa hormat dan santun pada anak<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Sopan santun adalah awal dari pembentukan kararakter anak. Seorang anak perlu diajarkan untuk terbiasa berkata terima kasih, karena ini merupakan atribut luar yang senantiasa bersyukur atau berterima kasih atas segala anugerah yang diberikan pada-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Anak juga harus diajarkan untuk berkata permisi dan tolong, karena kata-kata tersebut adalah tiruan dari perilaku manusia yang selalu menghormati orang lain. Atau kata maaf sebagai tiruan sifat pemaaf.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">7.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Menanamkan perilaku adil<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Masa kanak-kanak, masa dimana anak masih dalam tahapan egosentris yaitu menganggap sesuatu adil, jika sesuai dengan apa yang diinginkannya. Konsep keadilan bagi mereka adalah berupa balas-membalas atau timbal-balik. Apabila mereka menolong atau memberikan kue kepada kawannya mereka berharap agar kawannya tersebut membalas kebaikannya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Menurut Thomas Lickona adalah wajar, melihat perangai anak yang demikian, karena mereka belum bisa melihat bagaimana orang lain melihat, atau berharap. Oleh karena itu, anak-anak harus diberikan pengetahuan bagaimana sikap adil yang sebenarnya. Berikut konsep keadilan yang lebih dewasa <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">a)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Mendorong anak melihat dari persepsi orang lain<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">b)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Membiasakan anak untuk bermain dengan permainan yang memerlukan waktu untuk bergiliran, sehingga mereka dapat terbiasa melihat bahwa kawannya juga mempunyai hak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">c)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Orang tua harus bersikap adil pada dirinya sebagai contoh yang baik bagi anak<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">d)<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Membiasakan bersikap beda atau ikhlas tanpa mengharapkan imbalan dalam melakukan kebaikan kepada orang lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">8.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Menghargai setiap profesi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Jangan menjual mimpi kepada anak-anak yang justru dapat menjerumuskannya kelak, kita dapat menanamkan kepada anak bahwa setiap jenis pekerjaan mulia, asalkan dikerjakan dengan amanah, jujur, bertanggung jawab, dan gembira.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">9.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Optimis menyongsong masa depan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Sejumlah gejala umum depresi pada anak-anak, ditunjukan dengan sikap kehilangan minat pada kegiatan yang sebelumnya disukai, kurang antusiasme dan motivasi, perasaan tidak berguna, dan merasa bersalah, menarik diri dari teman dan aktifitas, cepat tersinggung dan marah, serta seringnya tentang kematian dan bunuh diri. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Banyak faktor yang dapat menimbulkan depresi diantaranya orang tua bersikap terlalu keras dan berharap terlalu besar atau sering menyerahakan anak, adanya konflik di rumah, di sekolah, dan lain-lain yang dapat menimbulkan ketakutan dan kekecewaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Faktor biologis mendukung yaitu karena adanya ketidak seimbangan kimiawi otak, sebagai orang tua atau guru yang menghadapi anak yang mengalami gejala depresi harus berupaya membangkitkan semangat hidup anak dan dapat menyongsong hari esok yang cerah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">10.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Jangan memotivasi anak lewat hadiah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Sebagian orang menyakini bahwa memberikan hadiah adalah cara yang baik untuk memotivasi anak agar mereka lebih giat belajar, berlatih, atau bergairah. Dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal ini dianggap sebagai suap yang dapat membunuh motivasi anak. Motivasinya berubah menjadi semata-mata untuk mendapatkan hadiah. Cara yang paling efektif dan langgeng untuk menumbuhkan kecintaan anak agar giat belajar dan bekerja dengan meluangkan waktu bersama-sama anak, duduk berdiskusi, memecah masalah bersama, dan selalu memberikan inspirasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">11.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Menerima kesalahan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Sejak kecil anak-anak harus diajarkan menerima kesalahan dirinya ketika ada masalah yang menimpanya. Mereka harus belajar untuk menanggung resiko atas tindakannya dan bertanggung jawab untuk menerima hukuman. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">12.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">memberikan Sikap terbaik pada anak-anak <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Tanamkan sikap do your best (terbaik) kepada anak-anak, tanpa harus menuntut kesempurnaan. Apapun yang dilakukan anak-anak seperti membereskan kamar tidur, berkawan dengan teman sebayanya, atau proses belajar, ajarkanlah pada mereka untuk memberikan yang terbaik. Dengan demikian hasilnya pun akan sempurna anak tidak merasa terbebani dengan tuntutan yang diberikan oleh orang tua.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Pola asuh dan pengaruhnya pada perkembangan anak adalah mewujudkan rasa tenang, mengajarkan kedekatan dengan Tuhan, membentuk kepribadian anak, membangun ototketegaran, menumbuhkan empati, mengajari hormat dan santun pada anak, menanamkan perilaku adil, belajar menghargai ,optimis menyongsong masa depan,setiap profesi,memotivasi anak lewat hadiah, menerima kesalahan dan memberikan sikap terbaik kepada anak. Merupakan awal dari perkembangan anak, yang nantikan akan membentuk kepribadiannya masing-masing sesuai dengan pola asuhnya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Hal lain yang lebih penting adalah setiap anak memiliki karakter dan pembawaan sendiri-sendiri. Sebagaimana juga dengan orang tua, mempunyai latar belakang pendidikan dan gaya hidup yang berbeda satu sama lain. Jadi tidak<b> </b>semua teori psikologi dan pendidikan untuk anak, dapat dirasakan secara mutlak. Namun, paling tidak kita dapat mengetahui sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan anak secara umum banyak kesamaannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Referensi <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Ahmadi Abu, Drs. H. Sholeh Munawar, Drs. <i>Psikologi Perkembangan.</i> <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place> : Rineka Cipta, 1991.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Deswita, <i>Psikologi Perkembangan.</i> <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bandung</st1:city></st1:place> : PT Remaja Resdakarya Offset, 2005.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Gunarsah D Singgih, Prof. Dr, <i>Dasar dan Teori Perkembangan Anak </i>, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>: PT Bapak Gunung Mulia, 1997.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Mahfuzh Jamaluddin M, <i>Psikologi Anak Dan Remaja Muslim, </i><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place> : PT Al-kautsar,2001<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Megawati Ratna, <i>Yang Terbaik Untuk Buah Hatiku</i>. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bandung</st1:place></st1:city>: MQS Publishing, 2005.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;">Muslim Romdoni, 39 <i>Kesalahan Dalam Mendidik Anak</i>. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place> : Restu Agung, 2005.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington;">Hidup Terlalu Singkat Untuk Tak Berbuat<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington;">Dari </span></i><i><span style="font-family: Harrington;">Dunia Keindahan</span></i><i><span style="font-family: Harrington;"> Nikmat</span></i><i><span style="font-family: Harrington;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington;">Harniati</span></i><span style="font-family: 'Book Antiqua', serif;"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div>harniatihttp://www.blogger.com/profile/05626311362898763487noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4569063082538392377.post-7366087685994474382011-10-04T13:01:00.001-07:002011-10-28T08:46:41.035-07:00Pengaruh Perkembangan Anak terhadap Pola Asuh<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">PENGARUH PERKEMBANGAN ANAK DITINJAU DARI POLA ASUH<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Anak merupakan anugerah terindah bagi semua orang tua. Dalam mahligai rumah tangga tanpa dilengkapi dengan si buah hati, mungkin terasa sepi sekali dalam kehidupan keluarga. Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk buah hatinya, memberikan segalanya, mendidik dengan segala kemampuan, rela berkorban apapun, asal anak bisa menjadi “orang ” .<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Kehadiran anak akan membawa perubahan terhadap kematangan jiwa orang tua, lebih-lebih mereka yang baru memasuki mahligai perkawinan, sebab anak akan memberikan rasa gembira, senang, suka dan duka, namun anak dapat pula menimbulkan hal-hal yang membuat orang tua marah, kecewa, was-was, takut dan sebagainya. Apalagi mengingat derasnya arus informasi saat ini yang membawa beragam nilai.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Oleh karena itu, sebagai orang tua harus memiliki acuan pendidikan, pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi orangtua sebelumnya tentang pola asuh perkembangan putra-putrinya. Bukan hanya tentang cara memilih sekolah yang tepat bagi anaknya, tetapi juga cara mengawal perkembangan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kepribadian, akhlak dan ilmu. Secara umum, yang di harapkan oleh orang tua terhadap anaknya adalah patuh, cerdas, pandai dan berakhlak mulia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Kebanyakan orang tua menuntut anaknya mampu memenuhi kehendaknya tanpa memperdulikan kemauan anak itu sendiri. Sedangkan bila anak tidak memenuhi tuntutan tersebut. Apakah anaknya yang salah atau orang tuanya yang salah mendidik? Pertanyaan ini akan muncul pada diri setiap orang. Padahal setiap anak memiliki keistimewaan dan keunikan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>masing-masing.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Di sinilah diperlukannya suatu pola asuh yang sesuai, sehingga anak tidak merasa tertekan dan mereka bisa berkembang sesuai dengan fitrahnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 12.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">FASE PERKEMBANGAN ANAK<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-right: -4.55pt; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Fase perkembangan anak terbagi menjadi 4 masa yaitu:<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Masa 3 tahun pertama disebut juga dengan balita atau usia bayi. Pada masa ini keadaan dan pertumbuhan anggota tubuh anak belum sempurna begitu pula sebagian inderanya. Apalagi ketika baru lahir sampai kira-kira 3 minggu, pendengaran belum berfungsi sama sekali. Demikian pula penglihatan, dimana bayi belum bisa mengenal gelap dan terang. Adapun indera sentuhan mulai kuat, terutama kedua tangan dan mulut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Masa umur 4 tahun hingga 6 tahun, tenaga, akal dan emosi semakin terlihat. Melakukan kegiatan-kegiatan besar sesuai kehendaknya sudah bisa dilakukan, seperti bermain sepeda, mendorong bangku dan sebagainya. Banyak bergerak adalah ciri lain yang tampak pada usia ini hingga anak tak bisa diam, yang menurut pandangan orang dewasa tidak benar. Sifat-sifat akal pun mulai muncul, seperti mengkhayal dan meniru-niru gerak atau suara binatang dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Masa umur 6 hingga 8 tahun, disebut masa perkembangan dan peralihan. Pada 2 tahun ini pertumbuhan fisik anak sangat cepat. Hingga tenaga anak yang tersembunyi pun terarahkan untuk pembentukan susunan rangka tubuh yang baru. Maka di samping pertumbuhan yang begitu cepat, anakpun mengalami rasa letih yang cepat pula sehingga tidak bisa untuk menahannya.Selain itu pada usia ini anak mudah terserang penyakit dan menyebabkan banyak kematian, dari segi perkembangan akal pada usia ini perhatian anak mulai bertambah hingga mampu memfokuskan pikirannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Masa umur 8 hingga 12 tahun, pertumbuhan dan perkembangan fisik serta akal anak mengalami kelambatan. Pada usia ini fisik anak mulai terbentuk dan stabil. Rasa semangat dan banyak bergerak juga masih tampak pada masa ini hanya saja anak cepat bosan dan lelah. Pertumbuhan ukuran dan bentuk otak anak mulai sempurna pada awal masa ini. Penanaman kebiasaan-kebiasan baik selama masa 4 tahun ini sangat baik, seperti menjaga kebersihan, cara berpakaian, etika ketika berjalan, sopan santun ketika makan dan sebagainya. Pada masa pubertas, 12-14 tahun, orang tua harus lebih berhati-hati dalam memberikan pendidikan. Masa ini disebut sebagai masa baligh. Pertumbuhan fisik mulai berjalan kembali dengan cepat dengan perubahan yang mencolok pada beberapa anggota tubuh. Pikiran mulai meluas dan perasaan bertambah kuat penuh sensitive. Tingkah laku aneh mulai terlihat pada usia ini. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 12.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">B.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">TEORI DAN ASPEK KHUSUS PERKEMBANGAN ANAK</span></b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.55pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Teori adalah hipotesis yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti, sehingga perlu diuji lebih lanjut untuk menentukan akurasinya. Dalam memahami perkembangan anak, teori mempunyai peranan sangat penting. Teori dapat membantu memahami gejala-gejala dan membuat ramalan tentang perkembangan anak dan perilakunya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.55pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Beberapa teori menurut psikolog perkembangan anak yakni:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">a) John Bowlby (keterikatan dan kecemasan terpisah)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Ini menunjukkkan bahwa bayi atau anak mempunyai cara-cara yang khusus dalam bertingkah laku, yang diperoleh dari kelahirannya sebagai pradisposisi yang bersifat naluriah dan bertujuan agar orang tua selalu dekat dan mengadakan hubungan yang mesra. Menangis, tersenyum, mengoceh dengan demikian mempunyai arti tersendiri. Senyuman atau ocehan pada bayi merangsang orang tua untuk mendekati, mengajak berbicara, menangis , disamping bisa disebabkan hal-hal yang lain yang berhubungan dengan fisiknya, juga merupakan tanda bagi bayi, agar orang tua dekat dan menolongnya. Masa-masa terjadinya keterikatan dengan orang tua atau tokoh khusus merupakan masa-masa penting penting yang bisa mempengaruhi timbulnya gangguan dalam perkembangan kepribadian anak dan memerlukan perhatian khusus dan perlakuan yang tepat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">b) Albert <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Bandura (sosial belajar)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Mengatakan” melalui identifikasi seorang anak mulai menerima sifat-sifat pribadi dan tingkah laku tertentu sebagai sesuatu yang berguna, agar bisa sesuai dan diterima oleh orang lain. Merasa diterima oleh lingkungannya itu akan memberikan rasa aman dan karena itu memperkuat motivasi untuk mempertahankan atau meneruskan sifat-sifat yang telah dimilikinya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">c) Lawrence Kohlberg (perkembangan moral)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Mengemukakan bahwa sikap moral bukan hasil sosialisasi atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan dan hal yang berhubungan dengan nilai kebudayaan. Tahap-tahap perkembangan moral terjadi dari aktivitas spontan pada anak-anak. Anak berkembang dari interaksi sosial, tapi interaksi ini mempunyai corak yang khusus dimana faktor pribadi, faktor si anak dalam bentuk aktivitas-aktivitas ikut berperan. Orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan yang nyata. Sebab pikiran dan perbuatan tidak selalu sama, meskipun dalam hal-hal tertentu tetap ada kaitan-kaitannya. Semakin tinggi tahap perkembangan moral, semakin terlihat perbuatan-perbuatan moral yang lebih mantap dan bertanggung jawab.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 12.0pt; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 18.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">C.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">POLA ASUH DAN PENGARUHNYA PADA PERKEMBANGAN ANAK <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Peran orang tua sangat penting dalam menjaga dan merawat ”fitrah” anak. Fase anak-anak adalah fase yang mudah di tumbuhi benih berbagai kekacauan kepribadian, tetapi sekaligus ia juga merupakan fase yang seharusnya di isi dengan asas-asas kepribadian yang sehat berikut <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">medan</st1:place></st1:city> dan elemen-elemen pembentuknya. Hal ini mengingat kebiasaan-kebiasaan dan kecenderungan-kecenderungan yang dilakukan seseorang pada periode tersebut, sudah mengarah pada proses pemantapan yang selanjutnya akan sulit untuk diubah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 38.7pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Berikut beberapa pola asuh pada tahap awal perkembangan anak:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 38.7pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: 0cm list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">mewujudkan rasa tenang diantaranya rasa cinta, penerimaan dan kemantapan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Perasaan seorang anak untuk mencintai orang-orang yang berada di sekitarnya pada umumnya, dan mencintai ibunya khususnya, merupakan dua hal yang sangat diperlukan bagi perkembangannya. Bukan hanya demi kematangan emosinya saja, tetapi juga kematangan biologis dan pikirannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Cinta tidak akan mampu memainkan peranannya dalam memberikan terasa senang, kecuali kalau anak merasa dirinya diterima ditengah keluarganya. Ini akan membuka kesadaran si anak bahwa sesungguhnya ia dicintai. Demikian juga dengan pemantapan pola-pola yang digunakan anak melakukan interaksi dengan lingkungannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Perasaan tenang yang dirasakan anak mempunyai pengaruh besar yang menunjang kepintarannya, dan yang menentukan apakah dia bisa beradaptasi atau tidak dari aspek kemasyarakatan dengan mental. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 39.3pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Mengajarkan kedekatan dengan Tuhan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Potensi keberagaman anak telah ada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>semenjak anak lahir di<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dunia, yang memiliki fitrah untuk beriman kepada Tuhan. Tinggal usaha pengembangan serta pemeliharaan potensi (perasaan religius) tersebut yang ada pada anak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Pengembangan perasaan ketuhanan anak dapat dimulai sedini mungkin melalui tanggapan dan bahasa anak, memberikan pengertian ajaran dan norma-norma keagamaan pada anak. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Membentuk kepribadian anak<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sebagai orang tua atau keluarga yang merupakan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">medan</st1:city></st1:place> sosial yang pertama bagi pertumbuhan anak, harus menyadari bahwa dengan memberikan nasehat moral saja kepada anak tidak cukup. Harus melatih anak usia dini agar senantiasa berbuat baik. Berbuat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>baik ini harus diwujudkan dalam praktek sehari-hari, dan contoh yang konkret dari keluarga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Membiasakan anak-anak untuk berperilaku bersih, menolong orang lain, berkata-kata santun dan benar, akan membentuk rasa atau kecintaan pada kebiasaan berbuat baik. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Pembentukan karakter harus dilakukan secara integral yang melibatkan aspek mengetahui, melatih, dan membiasakan diri serta perasaan. Dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>begitu upaya ini akan menghasilkan manusia-manusia pencinta kebajikan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Membangun otot ketegaran<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Ada</span></st1:city></st1:place><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> satu kecenderungan orang tua terhadap anaknya yaitu selalu ingin melindungi buah hati dan membantu mereka untuk menghindari situasi menantang. Semua orang tua<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pasti sayang kepada anak dan menginginkan yang terbaik terjadi pada anaknya. Namun, orang tua sering lupa bahwa anak memerlukan pengalaman dalam menghadapi kesulitan hidup dan menyelesaikannya, agar mereka siap menjalani kehidupan di masa depan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Orang tua harus berani membiarkan anak-anaknya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menyelesaikan persoalannya sendiri. Sebaliknya orang tua juga jangan terlalu mudah memberikan apa yang diinginkan anak-anak. Dengan begitu diharapkan otot-otot ketegaran anak akan terbangun. Apabila terbiasa dengan kerja keras, mereka akan menjadi pribadi yang tegar, pribadi yang sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: -4.55pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Menumbuhkan empati<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Menghardik dan memukul anak apabila berbuat salah, akan menghambat rasa empati. Anak akan cenderung membela diri, sehingga hatinya akan mengerut. Hati yang mengerut dan mengeras akan berpotensi untuk menjadi hati<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang penuh marah dan dendam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Mengalihkan perasaan dan pikiran anak untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain akibat tindakannya yang salah, akan meluluhkan hatinya dengan begitu, hatinya akan menjadi lapang. Hati yang lapang adalah hati yang penuh kasih sayang.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Tanamkan rasa hormat dan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>santun pada anak<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sopan santun adalah awal dari pembentukan kararakter anak. Seorang anak perlu diajarkan untuk terbiasa berkata terima kasih, karena ini merupakan atribut luar yang senantiasa bersyukur atau berterima kasih atas segala anugerah yang diberikan pada-Nya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Anak juga harus diajarkan untuk berkata permisi dan tolong, karena kata-kata tersebut adalah tiruan dari perilaku manusia yang selalu menghormati orang lain. Atau kata maaf sebagai tiruan sifat pemaaf.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Menanamkan perilaku adil<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Masa kanak-kanak, masa dimana anak masih dalam tahapan egosentris yaitu menganggap sesuatu adil, jika sesuai dengan apa yang diinginkannya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Konsep keadilan bagi mereka adalah berupa balas-membalas atau timbal-balik. Apabila mereka menolong atau memberikan kue kepada kawannya mereka berharap agar kawannya tersebut membalas kebaikannya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Menurut Thomas Lickona adalah wajar, melihat perangai anak yang demikian, karena mereka belum bisa melihat bagaimana orang lain melihat, atau berharap. Oleh karena itu, anak-anak harus diberikan pengetahuan bagaimana sikap adil yang sebenarnya. Berikut konsep keadilan yang lebih dewasa <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">a)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Mendorong anak melihat dari persepsi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>orang lain<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">b)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Membiasakan anak untuk bermain dengan permainan yang memerlukan waktu untuk bergiliran, sehingga mereka dapat terbiasa melihat bahwa kawannya juga mempunyai hak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">c)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Orang tua harus bersikap adil pada dirinya sebagai contoh yang baik bagi anak<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">d)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Membiasakan bersikap beda atau ikhlas tanpa mengharapkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>imbalan dalam melakukan kebaikan kepada orang lain.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Menghargai setiap profesi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Jangan menjual mimpi kepada anak-anak yang justru dapat menjerumuskannya kelak, kita dapat menanamkan kepada anak bahwa setiap jenis pekerjaan mulia, asalkan dikerjakan dengan amanah, jujur, bertanggung jawab, dan gembira.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Optimis menyongsong masa depan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sejumlah gejala umum depresi pada anak-anak, ditunjukan dengan sikap kehilangan minat pada kegiatan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang sebelumnya disukai, kurang antusiasme dan motivasi, perasaan tidak berguna, dan merasa bersalah, menarik diri dari teman dan aktifitas, cepat tersinggung dan marah, serta seringnya tentang kematian dan bunuh diri. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Banyak faktor yang dapat menimbulkan depresi diantaranya orang tua bersikap terlalu keras dan berharap terlalu besar atau sering menyerahakan anak, adanya konflik di rumah, di sekolah, dan lain-lain yang dapat menimbulkan ketakutan dan kekecewaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Faktor biologis mendukung yaitu karena adanya ketidak seimbangan kimiawi otak, sebagai orang tua atau guru yang menghadapi anak yang mengalami gejala depresi harus berupaya membangkitkan semangat hidup anak dan dapat menyongsong hari esok yang cerah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Jangan memotivasi anak lewat hadiah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sebagian orang menyakini bahwa memberikan hadiah adalah cara yang baik untuk memotivasi anak agar mereka lebih giat belajar, berlatih, atau bergairah. Dalam melakukan suatu pekerjaan. Hal ini dianggap sebagai suap yang dapat membunuh motivasi anak. Motivasinya berubah menjadi semata-mata untuk mendapatkan hadiah. Cara yang paling efektif dan langgeng untuk menumbuhkan kecintaan anak agar giat belajar dan bekerja<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dengan meluangkan waktu bersama-sama anak, duduk berdiskusi, memecah masalah bersama, dan selalu<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>memberikan inspirasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">11.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Menerima kesalahan <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sejak kecil anak-anak harus diajarkan menerima kesalahan dirinya ketika ada masalah yang menimpanya. Mereka harus belajar untuk menanggung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>resiko atas tindakannya dan bertanggung jawab untuk menerima hukuman. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Book Antiqua"; mso-fareast-font-family: "Book Antiqua";"><span style="mso-list: Ignore;">12.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">memberikan Sikap terbaik pada anak-anak <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Tanamkan sikap do your best (terbaik) kepada anak-anak, tanpa harus menuntut kesempurnaan. Apapun yang dilakukan anak-anak seperti membereskan kamar tidur, berkawan dengan teman sebayanya, atau proses belajar, ajarkanlah pada mereka untuk memberikan yang terbaik. Dengan demikian hasilnya pun akan sempurna anak tidak merasa terbebani dengan tuntutan yang diberikan oleh orang tua.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Pola asuh dan pengaruhnya pada perkembangan anak adalah mewujudkan rasa tenang, mengajarkan kedekatan dengan Tuhan, membentuk kepribadian anak, membangun ototketegaran, menumbuhkan empati, mengajari hormat dan santun pada anak, menanamkan perilaku adil,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>belajar menghargai ,optimis menyongsong masa depan,setiap profesi,memotivasi anak lewat hadiah, menerima kesalahan dan memberikan sikap terbaik kepada anak. Merupakan awal dari perkembangan anak, yang nantikan akan membentuk kepribadiannya masing-masing sesuai dengan pola asuhnya. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Hal lain yang lebih penting adalah setiap anak memiliki karakter dan pembawaan sendiri-sendiri. Sebagaimana juga dengan orang tua, mempunyai latar belakang pendidikan dan gaya hidup yang berbeda satu sama lain. Jadi tidak<b> </b>semua teori psikologi dan pendidikan untuk anak, dapat dirasakan secara mutlak. Namun, paling tidak kita dapat mengetahui sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan anak secara umum banyak kesamaannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Referensi <o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Ahmadi Abu, Drs. H. Sholeh Munawar, Drs.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i>Psikologi Perkembangan.</i> <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place> : Rineka Cipta, 1991.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Deswita, <i>Psikologi Perkembangan.</i> <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bandung</st1:city></st1:place> : PT Remaja Resdakarya Offset, 2005.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Gunarsah D Singgih, Prof. Dr, <i>Dasar<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan Teori Perkembangan Anak </i>, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place>:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>PT Bapak Gunung Mulia, 1997.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Mahfuzh Jamaluddin M, <i>Psikologi Anak Dan Remaja Muslim, </i><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place> : PT Al-kautsar,2001<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Megawati Ratna, <i>Yang Terbaik Untuk Buah Hatiku</i>. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bandung</st1:place></st1:city>: MQS Publishing, 2005.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.55pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Muslim Romdoni, 39 <i>Kesalahan Dalam Mendidik Anak</i>. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Jakarta</st1:city></st1:place> : Restu Agung, 2005.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Hidup Terlalu Singkat Untuk Tak Berbuat<o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington;">Dari </span></i><i><span style="font-family: Harrington; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Dunia Keindahan</span></i><i><span style="font-family: Harrington;"> Nikmat</span></i><i><span style="font-family: Harrington; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;"><o:p></o:p></span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Harrington; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Harniati</span></i><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";"> <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div>harniatihttp://www.blogger.com/profile/05626311362898763487noreply@blogger.com0